Minggu, 23 Juli 2017

3 Hari Sembunyi DI Hutan, 2 Orang Kak Adik Menyerahkan Diri


Penjahat kakak beradik asal Jember ini memilih menyerahkan diri, Minggu (23/7/2017). Misyono (37) dan adiknya M Suyin (24), tak kuat menahan rasa lapar setelah tiga hari bersembunyi di dalam hutan. Keduanya diburu polisi dan warga, lantaran tepergok mencuri di toko kawasan pasar Desa Trebungan, Kecamatan Mlandingan, beberapa hari lalu.

"Dua pelaku itu tadi sudah diserahkan ke Polres. Sekarang masih menjalani pemeriksaan di Unit Pidum. Penyidik masih mengembangkan kasusnya," kata Kasubbag Humas Polres Situbondo, Iptu H Nanang Priyambodo, Minggu (23/7/2017)

Dengan tertangkapnya dua pelaku kakak beradik, berarti tiga pelaku pencurian uang tunai dari toko milik Hj Faizah (45), sudah berhasil diamankan. Sebelumnya, seorang pelaku bernama Budi Hartono (30), juga warga Jember, berhasil ditangkap warga tak lama setelah beraksi. Dari tangan ketiganya, polisi menyita uang Rp 21 jutaan hasil kejahatan, dan dua unit sepeda motor jenis Honda Vario.

Rinciannya, dari pelaku Budi polisi menyita uang Rp 6,5 juta. Uang tersebut hasil kejahatan di sebuah toko di wilayah Bondowoso, saat mereka dalam perjalanan ke Situbondo. Sementara dari tangan Misyono dan Suyin, diamankan uang hasil kejahatan senilai Rp 14,927 juta, yang digasak dari toko milik Hj Faizah.

"Jadi sebelum melakukan aksinya di toko Mlandingan, dalam perjalanan mereka juga melakukan kejahatan pencurian di sebuah toko di wilayah Arak-arak Bondowoso," papar Nanang.

Keterangan detikcom menyebutkan, aksi kejahatan tiga pelaku asal Jember itu memang membidik sasaran toko. Mereka kemudian berbagi peran. Budi Hartono bertugas mengalihkan perhatian penjaga toko, dengan berpura-pura menjadi pembeli. Ketika si penjaga toko sibuk melayani, pelaku Misyono menjalankan tugasnya sebagai eksekutor. Dia masuk ke dalam toko dan menggasak uang di laci.

Sementara Suyin bertugas sebagai joki sepeda motor. Dia juga bertugas mengawasi keadaan dari atas sepeda motor, sambil menunggu kakak kandungnya, Misyono, selesai menggasak uang dari laci toko. Begitu selesai, mereka akan langsung tancap gas.

Sayang, saat beraksi di toko Hj Faizah ulah kawanan penjahat ini ketahuan. Meski sempat kabur, pelaku Budi Hartono akhirnya berhasil dicegat warga di jalan Desa Selowogo, Kecamatan Bungatan. Pelaku bertubuh kekar ini pun sempat dimassa. Sementara Misyono dan Suyin berhasil lolos. Mereka meninggalkan sepeda motornya jenis Honda Vario di tepi jalan, lalu kabur ke dalam hutan Desa Selowogo.

"Saya dan adik ini tiga hari sembunyi di dalam hutan. Kami bertahan dengan makan dedaunan dan minum air sungai. Tapi kami tetap tidak tahan dan kelaparan. Makanya tadi pagi kami menyerahkan diri melalui Pak Kampong (kepala dusun, red)," tutur Misyono.

Sebelum diserahkan ke polisi, kedua pelaku ini memang menyerahkan diri melalui seorang Kepala Dusun di Desa Sumberanyar, Kecamatan Mlandingan. Mereka meminta perlindungan perangkat desa agar tidak sampai dihakimi massa.

Minggu, 16 Juli 2017

Susi: Pelaku Maling Ikan Juga Nikmati Solar Subsidi


Para pelaku penangkapan ikan ilegal alias illegal fishing di Indonesia juga menikmati bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Sudah maling, dapat subsidi pula.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengetahui hal tersebut dari Sudirman Said yang saat itu masih menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Pak Sudirman Said cerita sama saya. Bu Menteri, Pertamina surplus BBM 37%, solar," kata Susi di Gedung Mina Bahari III KKP, Jakarta, Sabtu (15/7/2017).

Penghematan 37% BBM oleh PT Pertamina (Persero), kata Susi, berkat kapal-kapal asing yang selama ini menjalankan praktik pencurian ikan sudah tidak lagi mendapatkan BBM jenis solar.

"Awal saya tidak mengerti, rupanya saya makin tahu kapal yang ribuan tadi tidak pernah pulang ke negerinya untuk mengambil BBM, jadi yang curi ikan diberi minyak juga," ungkapnya.

Hal tersebut, kata Susi, bertolak belakang dengan kondisi yang selama ini dialami masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhannya akan bahan bakar minyak.

"Sementara bangsa kita mengatre pakai botol untuk dapat minyak tanah dan solar, kalau dihitung rupiah, angka 37% sekitar 7.000-8.000 kapal melaut 5 bulan per hari 20 ton," tutup dia.


Jumat, 14 Juli 2017

Usai Menyesal Pakai Narkoba, Ammar Zoni Minta Buku Soal Agama


Pesinetron Ammar Zoni tengah bermasalah atas kasus narkoba. Sudah hampir satu minggu usai ditangkap pada 7 Juli 2017 kemarin, kondisi Ammar sudah membaik.

"Dalam keadaan sehat, baik. Sudah mulai lebih move on lah ya," ujar tim pengacara Ammar, Handito Ajie Nugroho, ditemui di kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat.




Ammar Zoni pun, kata Handito, tak mengeluh meski harus mendekam di tahanan Polres Jakarta Pusat. Meski begitu, lanjutnya, Ammar tetap sedih terkait masalah naerkobanya tersebut.

"Belum ya, cuma ya penyesalan tentunya pasti. Terus kemudian Ammar juga sedih atas adanya peristiwa ini. Kita sebagai kuasa hukum support dan doakan semoga lebih baik lagi," tutur Handito lagi.

Tim pengacara pun mengaku diminta Ammar Zoni untuk membawa surat maupun buku agama. Ammar disebut ingin berubah menjadi yang lebih baik setelah menyesal memakai narkoba selama satu tahun belakangan.

"Pas saya datang saya kasih surat Yasin. Dia sudah minta tobat dan minta buku-buku agama," tandas Handito.

Ammar Zoni sendiri terancam pidana maksimal 12 tahun penjara karena dijerat dengan Undang Undang tentang narkotika. Ia memakai narkoba karena untuk kesenangan semata.

Senin, 10 Juli 2017

Di Bocimi Sopir Truk Tewaskan 1 Keluarga Dan Menjadi Tersangka


Polisi menahan sopir truk, yang tidak kuat menanjak sehingga menyebabkan kecelakaan dan menewaskan tiga orang dari satu keluarga di Jalan Raya Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) tadi pagi. Sopir itu juga ditetapkan menjadi tersangka.

"Sopir truk atas nama Diky Alfian (25), sudah kita tetapkan sebagai tersangka, karena melakukan kelalaian dan menyebabkan orang lain meninggal dunia. Segera kita tahan," kata Kasat Lantas Polres Bogor AKP Hasby Ristama saat dimintai konfirmasi, Senin (10/7/2017) sore.

Dari hasil penyidikan, kata Hasby, sopir asal Serang, Banten, tersebut diketahui tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM). Selain itu, kir truk sudah tidak diperbarui sejak November 2012.

"Ini bentuknya sudah kelalaian. Dari hasil investigasi, diketahui juga rem tangan tidak berfungsi. Muatan truk juga berlebihan. Secara ideal, muatan hanya 21 ton, tapi truk ini muatannya mencapai 32 ton. Sehingga wajar kalau tidak kuat menanjak," kata AKP Hasby.


"Penyidikan masih dilanjutkan dan tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka baru, seperti pemilik truk, misalnya. Karena apa, karena tidak melakukan pengecekan kelaikan kendaraan secara berkala," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Bocimi, tepatnya di sekitar jembatan Cimande, Desa Ciherangpondok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Senin (10/7) pagi. Dalam kecelakaan tersebut, tiga orang dari satu keluarga asal Serang, Banten, meninggal dunia. Sedangkan dua lainnya luka-luka.

Korban tewas dalam kecelakaan tersebut adalah Nesya (10), Anita (6), dan Pramudita (30). Sedangkan korban luka adalah Dadan Taufik Hidayat (35) dan Anita (34).

Minggu, 09 Juli 2017

Jokowi Ajak Keluarga ke Jerman, Mensesneg: Presiden Tak Punya Cuti


Presiden Joko Widodo (Jokowi) membawa keluarganya saat lawatan ke Turki dan Jerman. Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyampaikan hal tersebut adalah hal yang wajar karena Presiden tidak bisa mengajukan cuti.

PATHNER POKER ONLINE TERBESAR SEASIA

"Jadi artinya, bagaimana tanpa cuti tapi di sela-sela itu bisa berinteraksi dengan keluarga. Ini kan yang nama presiden juga jelas manusia sebagai bapak, sebagai kakek, sebagai orang tua, sebagai kepala keluarga dan seterusnya," ucap Pratikno di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (9/17/2017).

Menurut Pratikno, tidak ada tradisi cuti bagi presiden di Indonesia. Hal ini beda dengan negara lain.

"Pegawai negeri masih ambil cuti, tapi presiden tidak pernah ambil cuti jadi kita tidak ada aturan sampai sekarang mengenai cuti dan saya bisa membayangkan memang sangat berat siapapun presidennya. Seperti presiden Amerika Serikat misalnya yang punya tradisi cuti tapi kita tidak punya tradisi cuti," ujar Pratikno.

Namun, Pratikno menjamin meski keluarga ada yang ikut, namun tidak membebani negara. Biaya tambahan akan ditanggung pribadi oleh Jokowi.

"Jadi kalau ada tambahan kamar di luar kompartemen kamarnya presiden yaitu menjadi tanggung jawab pribadi pak presiden," kata Pratikno.

Selian itu, Pratikno menilai pemerintahan Jokowi mengedepankan efektif dan efisien. Bahkan, sampai mengurangi kenyamanan presiden sendiri.

"Jadi kalau kita kunjungan ke luar negeri berderet pesawat tamu-tamu kepala negara yang paling kecil pesawat Republik Indonesia jadi yang lain model semacam Garuda tapi kalau ini emprit saja kecil," ucap Pratikno


Sebelumnya diberitakan, Jokowi terbang ke Turki untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan. Dari Turki, Jokowi kemudian bertolak ke Hamburg, Jerman untuk mengikuti KTT G-20.

Semua keluarga presiden ikut dalam rombongan. Mereka adalah anak pertama Gibran Rakabuming Raka, istrinya Selvi Ananda, dan anaknya. Anak kedua Jokowi Kahiyang Ayu, dan anak bungsu Kaesang Pangarep juga ikut dalam rombongan.

Sabtu, 08 Juli 2017

Bareskrim Polri Gerebek Tempat Perakitan Bom di Sulsel


Tim gabungan yang terdiri dari Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dit Tipidter) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dan Tim Khusus Polda Sulsel menggerebek tempat perakitan bom. Lokasinya di Pulau Karanrang, Desa Mattiro Bulu, Kecamatan Liukang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Sabtu (8/7/2017).

Pada penggerebekan tersebut, empat pelaku ditangkap. Mereka masing-masing bernama Sidang (41), Toni (38), Salma (50), Sultan (65).

"Semuanya merupakan warga Pulau Karanrang dan berprofesi sebagai nelayan," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani kepada JuraganQQ.com

Awalnya, kata Dicky, tim Mabes Polri berkoordinasi dengan tim khusus Polda Sulsel dan bersama berangkat ke Pulau Karanrang untuk melakukan penggeledahan rumah para pelaku yang diketahui berperan menjual bom rakitan. Tim Mabes Polri, lanjut Dicky, dipimpin langsung oleh AKBP Tornagogo dan di-back up 27 personel tim khusus Polda Sulsel.

"Saat tiba di Pulau Karanrang, tim gabungan langsung berkoordinasi dengan Kepala Desa setempat, selanjutnya menggerebek rumah para pelaku," terang Dicky.

Tak hanya menangkap empat pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti yang didapatkan di rumah masing-masing. Di antaranya 4 botol bom ukuran kecil, 3 botol bom ukuran besar, 15 jeriken bom ukuran kecil, 3 jeriken bom ukuran sedang, 1 jeriken bom ukuran besar, 1 karung amonium nitrate ukuran 25 kg, dan 2 karung alat selam.

Turut juga diamankan 1 unit GPS dalam keadaan rusak, 2 plastik potasium, 17 detonator berikut sumbu, 17 bungkus amonium nitrate, 2 gulung sumbu api, serta 1 kotak sterofoam yang berisi ikan mati.

"Para pelaku akan dijerat dengan UU Darurat No 12 tahun 1951 dan UU No 31 tahun 2004 yang diperbaharui dengan UU No 45 tahun 2009 tentang Perikanan," jelas Dicky.

Dari masing-masing pelaku, beber Dicky, memiliki peran yang berbeda. Pelaku Salma berperan menjual bahan peledak berupa amonium nitrate, detonator dan sumbu api kepada pelaku Toni, Sidang, dan Sultan. Kemudian bahan peledak tersebut dirakit ketiganya menjadi bom yang selanjutnya akan digunakan untuk menangkap ikan dengan cara meledakkannya di laut.

"Para pelaku disinyalir kuat merupakan pemain lama dalam aksi bom ikan di perairan Pangkep dan sekitarnya. Meski demikian, tetap akan dikembangkan kemungkinan bahan peledak yang dirakit oleh pelaku juga digunakan di daerah lainnya di Indonesia," ujar Dicky.

Minggu, 02 Juli 2017

Berencana Ingin Mencari Emas, Warga Tegal Mala Menemukan Puluhan Granat



Warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, digegerkan dengan penemuan puluhan granat jenis nanas aktif yang terpendam di petak tanah Sungai Gung, Jalan Raya Kagok, Kecamatan Slawi.

Granat yang ditemukan itu diduga sudah berusia lebih dari setengah abad dan peninggalan zaman Belanda. Karena sudah lama, kondisi granat sudah karatan walau masih aktif. Terlebih, lokasi penemuan granat berada di sungai terbesar di Tegal dan menjadi jalur lahar dingin dari Gunung Slamet, gunung api terbesar di Pulau Jawa.

Danramil Slawi Kapten Arh Asep Koswara mengatakan, granat pertama kali ditemukan oleh Robi (29), warga Bogares Kidul RT 27, RW 04, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.

Awalnya, ia bersama kedua temannya, Ade Riki (32), warga Jl Cijere RT 01, RW 08, Bandung, dan Zahir (14), warga Bogares Kidul, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, pada Jumat sore, 30 Juni 2017, akan memancing di Sungai Gung.

"Karena tidak kunjung mendapat ikan, akhirnya Robi turun ke sungai dan mencari udang dengan membuka tumpukan batu dan aspal bekas reruntuhan jembatan lama," ucap Asep, Sabtu, 1 Juli 2017.

Tanpa sengaja dan dinyana, Robi menemukan benda mirip granat satu buah. Kemudian, ia memanggil kedua temannya untuk membongkar tumpukan batu dan berharap mendapatkan emas.

Setelah membongkar tumpukan batu dan aspal, Robi dan teman-temannya kaget saat kembali menemukan 10 buah granat. "Karena takut meledak, granat tersebut dikumpulkan di bawah jembatan dan ditutupi dengan batu dan rumput," katanya.

Ketiganya lalu melaporkan kejadian penemuan granat tersebut kepada Serda Ade, anggota Tuud Kodim 0712/Tegal. Oleh Serda Ade, penemuan granat tersebut dilaporkan kepada Danramil Slawi Kapten Arh Asep Koswara dan ke Polsek Slawi.

Selanjutnya, bersama ketiga saksi dan Serda Ade beserta anggota Koramil Slawi dan Polsek Slawi pada Sabtu (1/7/17) menuju ke lokasi penemuan granat tersebut dan mencari kembali sisa granat yang ada di lokasi.

"Granat nanas kembali ditemukan sejumlah 24 buah sehingga keseluruhan granat nanas berjumlah total 35 buah," kata dia.

Penemuan puluhan granat itu, lanjutnya, bersama Polsek Slawi granat dibawa ke lapangan tembak pistol Polres Tegal untuk diamankan sambil menunggu tim Gegana Brimob Pekalongan.

"Untuk selanjutnya tindakanya nanti menunggu tim Gegana Brimob Pekalongan," ujar Asep.